Jejak Langkah Pemuda, Polarisasi, dan Panggilan Moral

Tidak boleh KNPI secara organisatoris dan narasi besarnya berada "diawan-awan". Harus membumi KNPI menjadi perwujudan pluralitas rakyat. Karena KNPI tak lain adalah gambaran kecilnya negara. Jejak pemuda sebelum, saat, dan sesudah deklarasi kemerdekaan memang selalu saja dihadapkan dalam dinamika berbeda. Dinamika yang mendewasakan, sehingga menjadi modalitas bagi pemuda Indonesia untuk lebih bijaksana.
Derajat sejarah para pemuda pejuang dan pewaris sejarah, bahkan penikmat sejarah hari ini sebetulnya sama. Sejalan dengan itu, kesempatan menjadi aktivis pemuda harus dimanfaatkan secara benar. Dengan membangun etos kerja, membangun kebersamaan. Bukan melepas bibit perpecahan, mengagitasi pemuda untuk saling berkonflik.
KNPI dibawah kepemimpinan Haris, hadir untuk memperkuat posisi politik pemuda. Eksistensinya merawat moralitas anak-anak bangsa. Tidak boleh pemuda, melalui organisasi wadah berhimpun ini diceburkan dalam arus deras politik pragmatisme.
Cara-cara transaksional yang membuat idealisme pemuda tergadai dilakukan. Pemuda diwajibkan hadir dalam tiap kesempatan membangun negara. Tanpa melihat waktu, tempat, dan siapa pemimpinnya di republik Indonesia tercinta.
Penulis: Bung Amas Mahmud, Ketua DPP KNPI Bidang Pelindungan Pekerja Migran
Komentar