Ekonomi dan Bisnis

Harga Daging Ayam dan Telur Mulai Dikerek Kenaikan Harga Pakan Ternak

Lapak pedagang telur ayam di pasar Petisah, Medan.

Medan - Kenaikan harga pakan ternak yang terjadi dalam dua pekan terakhir di Sumatra Utara mulai mengerek harga daging ayam potong dan telur.

Sepanjang dua pekan terakhir, harga pakan ternak di Sumut mengalami kenaikan cukup signifikan. Contohnya pakan jenis jagung yang mengalami kenaika harga Rp700 hingga Rp900 per kilogram.

Dari pantauan di lapangan, harga pakan ternak saat ini naik Rp5.000 per sak di tingkat pengecer. Sebelum kenaikan itu pun, atau tiga hingga empat pekan lalu, harga pakan jagung sudah mengalami peningkatan harga sekitar Rp400 per kilogram.

Kenaikan harga pakan tersebut dinilai mulai berdampak pada harga daging ayam potong. Yang mana kedua komoditas tersebut mengalami kenaikan harga dalam beberapa hari terakhir.

Selama Februari 2023, daging ayam potong sempat mengalami penurunan harga dari rata-rata Rp31.000 menjadi Rp28.000 per kilogram. Sementara harga telur ayam rata-rata sebesar Rp26.000 per kilogram.

Namun dalam beberapa hari terakhir daging ayam potong mengalami kenaikan harga lebih dari 4%. Saat ini harga daging ayam potong, khususnya di Kota Medan, terkerek menjadi sekitar Rp29.800 per kilogram.

enaikan harga telur dan daging ayam pada dasarnya sulit dihindari seiring kenaikan harga pakan ternak. Maka yang diperlukan adalah upaya memitigasi agar kenaikan daging maupun telur nantinya memang benar mencerminkan kondisi pasar sebenarnya.

Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benjamin mengatakan, kenaikan harga daging ayam dan telur sulit dihindari seiring kenaikan harga pakan ternak.

"Yang diperlukan adalah memitigasi kenaikan harga tersebut memang benar mencerminkan kondisi pasar sebenarnya," ujar dia, Selasa (7/3).

Artinya, kata Gunawan, memang tercipta titik keseimbangan atau equilibrium yang mencerminkan permintaan dan suplai. Jangan sampai harga naik melebih batas kewajaran karena aksi spekulan di lapangan.

Terlebih Sumut sudah banyak diberi pelajaran dari pergerakan harga kebutuhan pangan pokok sebelumnya, seperti harga minyak goreng.

Kemudian, pemerintah juga, khususnya TPID, perlu mewaspadai kemungkinan lompatan harga daging ayam dan telur menjelang Ramadan. Jika skema bantuan atau subsidi tidak ada, maka potensi lonjakan harga cukup berpeluang terjadi menjelang Ramadan.

Jika TPID terus berupaya menjaga stabilitas harga dan Satgas Pangan juga terus berada di pasar, dia yakin sekalipun harga daging ayam dan telur mengalami kenaikan, tetapi tidak di luar batas harga keekonomian.

"Kita tidak ingin ada ekses yang berlebihan atau tidak wajar pada tata niaga daging ayam dan telur," pungkasnya.

Komentar

Loading...