Kesehatan

Menurut IDI, Ini Penyebab Pasien Indonesia Banyak Memilih Berobat ke Luar Negeri

Ilustrasi.

Jakarta - PB IDI merangkum sejumlah penyebab mengapa banyak pasien dari Indonesia memilih menjalani pengobatan ke luar negeri.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengemukakan, persoalan pajak hingga peta perawatan pasien BPJS Kesehatan menjadi faktor pertimbangan masyarakat Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

"Gap yang terjadi antara Indonesia dengan luar negeri, kenapa pembiayaannya lebih murah? karena masalah utamanya adalah pajak yang perlu jadi perhatian," kata Adib Khumaidi saat menghadiri Peringatan 3 Tahun Pandemi COVID-19, di Jakarta, Kamis (9/3).

Menurut Adib, penerapan pajak pembiayaan kesehatan merupakan hal yang perlu dilakukan penyesuaian. Malaysia misalnya, mengenakan pajak yang lebih murah dari Indonesia.

Adib juga menyoroti kebijakan clinical pathway atau jalur perawatan melalui analisa dan pemeriksaan fisik. Di Indonesia, seluruh hasil pemeriksaan terhadap pasien disesuaikan dengan prosedur Pedoman Praktik Klinis (PPK) untuk mengukur efisiensi biaya.

Jika hal itu tidak dilakukan, maka akan terjadi ketidakefisiensian pembiayaan. Kondisi itu berbeda dengan pelayanan kesehatan negara-negara di luar negeri.

"Kalau di luar negeri, biasanya sistem paket, pemeriksaan dilakukan menyeluruh dan dalam satu periode waktu ketemu dokter, sampai hasil pemeriksaan dan dilakukan tindakan," terangnya.

Faktor-faktor tersebut menjadi penyebab banyak pasien dari Indonesia berobat ke luar negeri. Bukan lantaran kualitas dokter di Indonesia lebih rendah dari luar negeri.

Terkait dengan hal ini, Adib mengklaim dokter di Indonesia memiliki kemampuan yang jauh lebih baik dan fokus melayani masyarakat. Hal itu karena sebagian besar pelayanan mereka dalam perlindungan BPJS Kesehatan.

Di sisi lain, Adib juga mengeritisi masyarakat Indonesia yang sebenarnya mampu berobat ke luar negeri, tetapi berbalik mengandalkan BPJS Kesehatan saat kehabisan dana.

Komentar

Loading...