News
Kematian Misterius Dokter Mawar, Pita Hitam Dipakai Tanda Duka Anggota IDI
Jakarta - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia mengimbau seluruh dokter di Indonesia mengenakan pita hitam sebagai tanda berduka atas meninggalnya dokter Mawar.
Sekretaris Jendral PB IDI Ulul Albab mengatakan organisasinya telah mengeluarkan imbauan pemakaian pita hitam terkait kematian dokter Mawar.
"PB IDI mengimbau anggota IDI mengenakan pita di lengan kanan selama tiga hari," ungkapnya, Senin (13/3).
Dia menuturkan, pemakaian pita itu sebagai ungkapan solidaritas dan dukacita atas meninggalnya dokter Mawartih Susanti. Imbuan tersebut sudah dikeluarkan secara resmi melalui surat edaran.
PB IDI mengimbau anggotanya mengenakan pita hitam selama tiga hari. Atau sejak dokter Mawar dimakamkan pada hari ini, Senin (13/3), sampai dengan Rabu (15/3).
Menurut Ulul Albab, imbauan penggunaan pita hitam pernah dikeluarkan PB IDI pada 2013 sebagai bentuk dukungan terhadap Dokter Ayu di Manado yang mengalami kriminalisasi. Begitu pun saat meninggalnya dokter Soeko dalam kerusuhan Wamena pada 2019.
Pemakaian pita hitam juga diimbau dalam suasana perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-76 pada 2021. Ketika itu pita hitam sebagai tanda dukacita atas tingginya kematian tenaga kesehatan dalam penanganan Covid-19.
Pada Kamis (9/3) malam, dokter Mawar ditemukan tewas di rumah dinasnya di Kompleks RSUD Siriwi Nabire, Papua. Dokter spesialis paru bernama lengkap Mawartih Susanty itu ditemukan meninggal dunia dengan mulut berbusa.
PB IDI meminta publik menunggu hasil autopsi keluar. Tidak begitu saja percaya dengan informasi penyebab kematian yang beredar di media sosial untuk menghindari kekeliruan informasi.
Dokter Mawar sudah berdinas selama lima tahun di Nabire. Almarhumah juga selama ini merupakan satu-satunya dokter spesialis paru di Nabire.
Komentar