Melalui BWI Goes to Campus ini, Nuh mengungkapkan pihaknya juga ingin menyadarkan mahasiswa hingga civitas perguruan tinggi akan manfaat luar biasa dari wakaf tersebut. Salah satunya untuk kepentingan dan kemajuan perguruan tinggi.

Melalui kegiatan itu BWI juga ingin memberi pemahaman secara luas tentang wakaf.

"Tentang kesadaran dana abadi, tidak boleh dibagi. Tapi, keuntungan yang bisa dibagikan. Contohnya, wakaf ayam dipotong, habis. Tahun depan di wakaf, potong lagi, habis. Tapi, ayamnya diternakkan dan telurnya boleh dibagi. Sehingga setiap tahun harta wakaf bertambah-tambah," jelas Nuh.

Lebih lanjut Nuh mengungkapkan, BWI menargetkan pada 2023 pengelolaan wakaf dari PTN-BH bisa menembus Rp1 triliun. Karena itu pihaknya ingin meningkatkan kesadaran untuk berwakaf, khususnya di universitas dan secara umum di tengah masyarakat.

"Perguruan tinggi bisa tumbuh baik kalau ada dana abadi. Tidak mengandalkan dana SPP semata saja. Tapi, ada dana abadi," ucap Nuh.