Tabrakan menyebabkan mesin dan 4-5 gerbong pertama dari Coromandel Express keluar dari rel, terguling. Gerbong-gerbong itu kemudian menabrak gerbong terakhir kereta Yeshwantpur-Howrah.

Kereta Yeshwantpur-Howrah datang dari arah berlawanan dengan kecepatan 126 km per jam di jalur utama kedua. Insiden itu menyebabkan kedua gerbong-gerbong keluar lintasan dan menimbulkan kecelakaan hebat.

Masinis kedua kereta penumpang selamat meski mengalami luka-luka. Penyelidikan kini difokuskan pada sistem manajemen jalur yang dikendalikan komputer, yang disebut sistem interlocking.

Sistem itu mengarahkan kereta ke jalur kosong di titik pertemuan dua jalur. Sistem tersebut diduga tidak berfungsi sehingga membuat Coromandel Express memasuki jalur melingkar.