Kisah Mantan Kernet Angkot yang Jadi Profesor di Unpad

Walaupun keuntungan dari berdagang tak seberapa, kedua orangtuanya selalu mengajarkan untuk selalu memerioritaskan menabung demi pendidikan. Bahkan, orangutanya rela makan dan hidup seadanya asalkan anak-anak tetap bisa bersekolah.
"Jadi kenapa saya bercita-cita menjadi guru? Karena dididik oleh orangtua saya ke arah situ. Pendidikan bagi kami sangat berharga dan akan mampu mengubah keadaan," ungkap Toni.
Perjuangan melanjutkan pendidikan semakin berliku karena saat kelas 5 SD, sang ayah meninggal dunia. Toni dan kakak-kakaknya harus mencari nafkah dengan berbagai cara agar tetap bertahan hidup dan bersekolah.
Dari situlah perjalanan Toni menjadi kernet angkot dan berbagai profesi lain dimulai hingga tahun 1989, saat Toni telah lulus SMA dan hendak mendaftar perguruan tinggi.
"Di tahun 1989, saya mendaftar kuliah, dan saya merasa harus kuliah dan diterima di perguruan tinggi negeri. Karena kalau kuliah di swasta tentu saya tidak sanggup membayar. Keinginan saya sangat kuat, karena jika saya tidak kuliah, mungkin saya akan tetap menjadi kernet angkot atau bekerja di kampung seperti sebelumnya!," kenang Toni.
Komentar