Serdangbedagai - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendukung tiga terobosan baru pelaku perkebunan sawit di Kabupaten Serdangbedagai, Sumatra Utara, karena dapat sekaligus membantu menghadapi dampak El Nino.

Ketiga terobosan tersebut adalah program perkebunan partisipatif (Pasti), kelapa sawit tumpang sari tanaman sela (Kesatria) dan Taksi Alat Mesin Perkebunan (Titan).

Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan dukungan tersebut dalam kunjungannya ke perkebunan sawit di Dusun IV, Desa Bahsidua Dua, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Serdangbedagai. Aktivitas itu merupakan salah satu agenda SYL dalam kunjungan kerjanya di Sumut, Jumat (4/8).

"Sawit itu masa depan bangsa dan sawit itu bisa bermuara pada berbagai hal yang dibutuhkan masyarakat, termasuk untuk biodiesel. Oleh karena itu, pengembangan sawit di Sumatera Utara ini bisa menjadi percontohan nasional untuk mempersiapkan sawit yang lebih baik," ungkapnya.

Dalam kunjungannya, SYL menyempatkan diri melakukan tumbang chipping (penebangan batang kelapa sawit yang tidak produktif) dan penanaman kelapa sawit yang terintegrasi dengan jagung.

Dia menuturkan, akselerasi pengembangan komoditas pertanian harus terus dilakukan semua daerah dalam menghadapi dampak El Nino, salah satunya sawit. SYL memastikan masalah sawit tidak akan pernah berheni karena ke depan nilainya akan semakin tinggi.

Sawit dibutuhkan dunia dan Indonesia untuk biodiesel dan berbagai kebutuhan lain. Dan tumpang sari sawit dengan tanaman lain adalah perlu dilakukan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan petani sawit.

Hadirnya terobosan perkebunan partisipatif, lanjut SYL dapat meningkatkan kualitas mutu komoditas perkebunan yang bernilai tambah dan berdaya saing. Terobosan ini juga dapat mendorong terciptanya investasi baru dengan berbagai kemudahan, seperti kemudahan akses varietas unggul, informasi pasar ekspor, promosi, dan lainnya.