Penyebab RI Tak Ikuti The Fed Naikkan Suku Bunga Tinggi versi Analis
Jakarta - Suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) saat ini berada di level 5,25 - 5,50%. Angka ini disebut menjadi yang tertinggi sejak lebih dari dua dekade lalu.
Lalu apa dampaknya bagi ekonomi global dan bagaimana pengaruhnya terhadap ekonomi domestik Indonesia?
Paparan tersebut tersaji dalam diskusi Talkshow Tumbuh Makna dengan tema “Pengaruh Kenaikan Suku Bunga The Fed Terhadap Ekonomi Global dan Indonesia”, yang berlangsung di Jakarta, Senin, 14 Agustus 2023 pagi.
Baca juga
Kualitas Udara Jakarta Kembali Jadi yang Terburuk di Dunia
Tumbuh Makna merupakan platform diskusi literasi keuangan dan pasar modal di Indonesia yang aktif membicarakan tema-tema diskusi keuangan terkini di Indonesia.
Dalam agenda tersebut, diskusi dihadiri narasumber Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira Adhinegara dan Co-Founder Tumbuh Makna Benny Sufami.
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan bahwa kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat sangat jelas memiliki pengaruh bagi negara-negara berkembang.
Namun bagi Indonesia, kenaikan ini ternyata tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Mengapa?
Baca juga
Sejak 2021, Progres Pembangunan Ibu Kota Baru Capai 38%
“Tapi untuk kasus Indonesia itu agak menarik. Ketika suku bunga negara maju seperti The Fed, biasanya kita juga melakukan hal yang sama, seperti yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI)."
"Tapi kali ini berbeda, kenaikan suku bunga dari The Fed ternyata tidak diikuti oleh kenaikan suku bunga BI. Faktornya banyak, karena menaikan suku bunga secara agresif dapat berdampak pada pinjaman konsumen yang akan jauh lebih mahal dan akan mengganggu pemulihan konsumsi domestik."
"Selain itu, banyak industri yang juga akan terpengaruh dengan kenaikan suku bunga tersebut,” katanya.
Komentar