500 Pasang Sepatu Hitam untuk Anak Sekolah di Desa Denai Lama

Deliserdang - Angkasa Pura II merealisasikan CSR berupa 500 pasang sepatu anak sekolah ke Desa Denai Lama, Kabupaten Deliserdang, Sumatra Utara, melalui Kick Andy Foundation.

Bantuan sepatu tersebut diberikan kepada para murid yang berasal dari empat sekolah. Yakni MIS Nahdhatul Muslimin (187 pasang), MTS Nahdhatul Muslimin (97 pasang), SDN Setia (132 pasang) dan SDN 105344 (84 pasang).

"Ini merupakan bagian dari program CSR berkelanjutan Angkasa Pura II di Deliserdang sejak bandara pindah dari Polonia ke Kualanamu," ungkap Ajar Setiadi, Direktur Human Capital Angkasa Pura II, di sela-sela acara penyerahan bantuan, Selasa (29/8).

Adapun bantuan sepatu tersebut diserahkan secara simbolis ke beberapa perwakilan murid. Ajar sendiri memberi langsung bantuan tersebut, sementara para pejabat Angkasa Pura II yang ikut rombongannya tampak memakaikan sepatu ke sejumlah murid untuk mencocokan ukuran.

Ajar Setiadi menjelaskan, CSR yang selama ini disalurkan Angkasa Pura II di Deliserdang terdiri dari program-program yang berbeda, seperti peralatan UMKM, sarana pendidikan serta pelatihan kebudayaan. Dan pada kesempatan ini terdapat empat program yang direalisasikan.

Yakni bantuan pembangunan gedung showroom ikan hias, bantuan 500 pasang sepatu yang bekerja sama dengan Kick Andy Foundation, bantuan penghijauan berupa 2.000 pohon serta bantuan pembangunan gapura agrowisata Paluh Naga.

Desa Denai Lama menjadi sasaran CSR karena merupakan salah satu daerah yang paling dekat dengan Bandara Kualanamu. Dari beberapa daerah lain yang dekat dengan Bandara Kualanamu, Desa Denai Lama juga dinilai menjadi yang paling siap mendukung pemberdayaan masyarakat, pendidikan dan pariwisata.

Memang masih ada daerah lain yang memiliki kesiapan serupa dan tidak tertutup kemungkinan menyasar ke sana, tetapi saat ini CSR Angkasa Pura masih fokus di Desa Denai Lama. Terlebih, program-program CSR yang sudah direalisasikan di Denai Lama sejauh ini dapat berkembang dengan baik.

Perkembangan yang baik itu pun menurutnya menjadi bukti bahwa bantuan-bantuan yang selama ini diberikan memang menjadi kebutuhan daerah tersebut. Itu juga mengartikan bahwa bantuan-bantuan tersebut disalurkan secara tepat atau tepat sasaran.

"Saya sering protes, masak sih CSR bagi-bagi beras doang. Bagi saya sudah bukan zamannya lagi," ujar dia.

Selanjutnya 1 2

Komentar

Loading...