Karhutla Gunung Arjuno

Kondisi Genting, Jatim Curahkan Air dari Udara

Kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Arjuno, Jawa Timur. (Istimewa)

Surabaya - Karhutla di kawasan Gunung Arjuno yang dinilai sudah genting memaksa Jatim melakukan water bombing, atau mencurahkan air dari udara, untuk memadamkan api.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Gunung Arjuno saat ini juga sudah dilakukan dengan teknik "water bombing" atau penyiraman dari udara.

"Penyiraman melalui udara telah dilakukan di kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura), termasuk di Desa Cendono, Kabupaten Pasuruan, dan Desa Toyomarto, Kabupaten Malang, yang mencakup tiga hot spot di wilayah Singosari, Kabupaten Malang, dan Desa Tambaksari, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan," jelasnya, Sabtu (2/9).

Dia menjelaskan, saat ini karhutla telah menjalar ke wilayah Kabupaten Pasuruan. Terdata hingga sore tadi kebakaran telah meluas hingga 1.200 hektare.

Karena itu, meski water bombing sudah dilakukan, pemadaman secara manual di areal yang terbakar juga masih terus dilakukan. Upaya ini dilakukan dengan mengerahkan sebanyak 350 orang personel gabungan.

Terdiri dari elemen Masyarakat Peduli Api (MPA), relawan dan masyarakat sekitar, serta personel BPBD Jatim, BPBD Pasuruan, BPBD Malang, TNI dan Polri.

"Kondisi karhutla ini cukup genting dan patut disikapi dengan sigap. Terutama karena cuaca yang memang tengah dilanda Elnino, yang bahkan menyebabkan dalam 10 hari belakangan tidak turun hujan di area hutan Gunung Arjuno. Sehingga menyebabkan kondisi karhutla semakin parah," ujarnya.

Dengan kondisi tersebut Gubernur Khofifah juga menyerukan agar masyarakat mulai melakukan shalat Istisqo untuk memohon diturunkan hujan. Utamanya bagi masyarakat yang berada di sekitar kawasan Gunung Arjuno dan daerah yang mengalami kekeringan.

Menurut dia, karhutla ini tidak hanya faktor alam. Berdasarkan hasil penyelidikan polisi dan laporan yang dihimpun Dinas Kehutanan Jatim, penyebab karhutla di lereng Arjuno ini salah satunya karena perburuan liar.

Pelaku diduga sengaja melakukan pembakaran semak-semak hutan untuk memicu gerakan dari satwa yang diburu dan memudahkan aktivitas pemburuan satwa.

Selanjutnya 1 2

Komentar

Loading...