Tinta yang dibuat perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa tersebut mampu bertahan selama beberapa hari setelah dicelupkan ke jari. Hal itu dinilai krusial untuk mengantisipasi adanya individu yang ingin melakukan kecurangan saat pencoblosan.

Kelebihan Kedua, lanjut dia, tinta berbahan baku gambir tersebut dijamin halal. Artinya, bagi kaum Muslimin yang ingin menunaikan salat tidak perlu harus menghapus atau menghilangkan noda tinta pada jari setelah mencoblos.

Penggunan gambir, menurut Prof Yuliandri, juga merupakan upaya mereka meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam yang ada di Indonesia. Tujuannya agar produk yang dihasilkan memiliki daya saing serta berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat terutama petani.

"Inovasi gambir juga menjadi sinergi untuk mendorong kemajuan daya saing industri dalam negeri yang menggunakan bahan baku lokal," ujarnya.