Manajemen Unpri Protes Tindakan Polisi Usut Lima Mayat di Kampusnya
MANAJEMEN Unpri memerotes tindakan pengusutan terhadap lima mayat yang ditemukan polisi di kampusnya. Kelima mayat itu diklaim hanya sebagai kadaver atau jenazah yang diawetkan untuk keperluan praktikum mahasiswa kedokteran.
"Bila memang ada terjadi tindak pembunuhan di lingkungan UMPRI, maka saya sebagai salah satu pimpinan adalah orang yang pertama yang akan melaporkan tindak pidana tersebut kepada pihak yang berwajib," kata Kolonel (Purn) Drg Susanto, M.Kes, Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia (Unpri), Rabu (13/12).
Susanto mengatakan pihaknya kecewa terhadap tindakan Polrestabes Medan yang dinilai semena-mena. Yang mana para personel Polrestabes Medan datang ke kampus Unpri pada Senin (11/12) malam dan mendesak untuk melakukan penggeledahan.
Dia menyebutkan, pada malam itu tidak ada petugas yang bisa mendampingi, tetapi polisi memaksa masuk sehingga satpam akhirnya memberi izin dan tidak didapati apapun pada saat itu. Kemudian di hari berikutnya, penggeledahan dilakukan kembali pada pagi hari sampai dengan malam hari dan dijumpai lima kadaver di dalam bak di laboratorium anatomi.
Kadaver itu kemudian dikeluarkan untuk diperiksa. Dan mereka menyesalkan, saat penggeledahan pada Selasa (12/12), ada perintah untuk mengosongkan kampus. Padahal saat itu sudah diberi izin untuk pemeriksaan.
Atas perintah tersebut pihak kampus sangat keberatan karena pada saat yang bersamaan sedang berlangsung proses pembelajaran, kuliah, praktikum dan ujian. Menurut Susanto, bahkan ada ancaman untuk mempolice line kampus.
Hal itu dinilai dapat memancing keributan yang bisa mengganggu kenyamanan proses belajar mahasiswa. Juga dinilai dapat memicu keributan mahasiswa dengan polisi.
Komentar