Harimau Sumatra Kembali Sekarat, Izin Konservasi Medan Zoo agar Dicabut

PEMERHATI Lingkungan Hidup Dana Tarigan menilai pembiaran banyaknya satwa yang mati di Medan Zoo merupakan perbuatan sadis. Pemkot Medan dan balai konservasi sumber daya alam dianggap sebagai pihak-pihak yang paling bertanggungjawab.
"Ini perilaku sadis dari pemangku kepentingan. Karena tidak laku lagi, (satwa) dibiarkan begitu," ujar Dana, Jumat (12/1).
Dana mengatakan, satwa-satwa di Medan Zoo selama ini sudah mendatangkan keuntungan yang besar. Ironisnya, setelah tidak lagi mendatangkan keuntungan, mereka tidak lagi diperhatikan dan bahkan dibiarkan mati.
Dia melihat kondisi serupa pernah terjadi di kebun binatang Ragunan, Jakarta. Namun kondisi yang terjadi di Medan Zoo lebih parah dari Ragunan.
Dana menuturkan, dirinya sudah mendapat informasi akurat mengenai banyaknya satwa mati di Medan Zoo dalam beberapa waktu terakhir. Saat ini kandang-kandang satwa di Medan Zoo sudah banyak yang kosong.
Dia juga mendapat informasi adanya beberapa satwa yang dipindahkan ke tempat-tempat penangkaran. Bahkan saat ini terdapat satu individu Harimau Sumatra sedang dalam kondisi sekarat akibat gizi buruk.
Harimau jantan bernama panggilan Bintang Torik itu terancam mati menyusul beberapa Harimau Sumatra yang sudah mati sebelumnya. Dana menilai kondisi satwa-satwa yang menghuni Medan Zoo kini dalam kondisi yang menyedihkan.
Menurutnya, ini bukan lagi kesalahan biasa, tetapi sudah termasuk penelantaran secara terang-terangan. Pihak pengelola Medan Zoo hanya beralasan tidak punya anggaran untuk membiayai perawatan satwa.
Dia merasa heran mengapa Medan Zoo masih dibiarkan beroperasi. Dengan kondisi yang berlangsung akan lebih baik jika izin konservasi Medan Zoo dicabut dan operasionalnya dihentikan.
Dia memertanyakan untuk apa Medan Zoo tetap dioperasikan jika tidak mampu merawat koleksi satwanya. Dari pada harus mati di dalam karena kelaparan, akan lebih baik satwa-satwa yang tersisa dilepasliarkan.
Komentar