Pilpres 2024
Deklarasi Dukung Ganjar-Mahfud, Purnawirawan Jenderal TNI/Polri Mendapat Intimidasi
SEJUMLAH purnawirawan jenderal TNI/Polri yang memilih langkah politik untuk memilih pasangan calon (paslon) presiden dan calon wakil presiden Ganjar-Mahfud MD pada Sabtu, 13 Januari 2024, di Surabaya, Jawa Timur, diduga mendapat intimidasi dari pendukung pasangan capres dan cawapres tertentu.
Salah satunya, Laksamana Madya TNI (Purn) Agus Setiadji yang juga mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertahanan (Kemenhan) era Prabowo Subianto itu, turut memberikan dukungan kepada capres dan cawapres nomor urut 3 Ganjar-Mahfud dalam deklarasi tersebut.
“Pada tanggal 13 Januari 2024, sejumlah jenderal purnawirawan TNI/Polri mendeklarasikan dukungan untuk Pak Ganjar – Prof Mahfud MD, salah satunya adalah mantan Sekjen Kemhan di era Prabowo, yaitu Laksamana Madya TNI (Purn) Agus Setiadji,” kata Juru bicara (Jubir) Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar – Mahfud, Haris Pertama dalam keterangan resminya, Senin 15 Januari 2024, yang diterima para awak media.
Ia menjelaskan, bahwa para jenderal purnawirawan TNI/Polri tersebut diduga mendapat tekanan dari pihak pasangan tertentu menjelang deklarasi dukungan ke pasangan Ganjar – Prof Mahfud MD di Surabaya.
“Pak Ganjar mengungkap hal itu ketika menghadiri deklarasi dukungan yang dihadiri oleh pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) serta purnawirawan TNI/Polri se-Jatim, di DBL Arena, Surabaya,” ujar Haris.
Adapun para jenderal purnawirawan TNI/Polri yang ikut dalam deklarasi tersebut, jelas Haris, di antaranya mantan Kapolri Surojo Bimantoro, mantan KSAU Agus Supriatna, mantan Wakapolri Gatot Eddy Pramono, mantan Kepala BNPT Ansyaad Mbai, mantan Kepala Plh BNN Gregorius Gories Mere, serta mantan Kepala Bareskrim Polri Anang Iskandar.
Lanjut Haris, sebagaimana yang ia ketahui bahwa lazimnya menjelang Pemilu, pasti bermunculan dukungan-dukungan dari kelompok masyarakat, organisasi masyarakat, asosiasi profesi, ikatan alumni kampus, bahkan sampai paguyuban supir Bajaj, supir truk, dan lainnya untuk memberikan dukungan terhadap calon presiden yang layak.
Baca juga:
Diakui KADIN, Visi Misi Ganjar-Mahfud Selaras Roadmap Indonesia Emas 2045
“Tapi, mengapa baru kali ini ada momen deklarasi malah (para jenderal purnawirawan) mendapatkan tekanan? Ini kan malah menjadi intimidatif? Semoga kejadian semacam ini tidak terjadi lagi. Jangan sampai pesta demokrasi malah kotor oleh sikap-sikap intimidatif semacam itu. Ayo, sama-sama kita saling menjaga dan saling kompak," ajak Haris.
Haris menyebut, kali ini sekadar untuk mendeklarasikan dukungan paslon saja, ternyata membutuhkan nyali besar. Padahal, memberikan dukungan secara terbuka, mestinya suatu hal yang biasa saja. Tapi ternyata situasinya sudah berubah. Karenanya, Haris mengajak rakyat di seluruh penjuru tanah air untuk sama-sama mengawal demokrasi melalui pilpres 2024 ini.
Komentar