Gunawan mengatakan, banyak kemungkinan mengapa kenaikan HPP gabah belum dirasakan petani padi di Sumut. Bisa jadi, perubahan HPP belum disesuaikan di level petani.

Bisa jadi juga petani sudah terlilit hutang di awal sehingga harga diserahkan sepenuhnya ke tengkulak. Atau karena penurunan produktifitas tanaman, serta kemungkinan masalah lain.

"Ini yang perlu ditelusuri instansi-instansi pemerintah terkait," ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, NTP tanaman hortikultura yang meliputi sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman obat juga mengalami penurunan indeks. Bahkan penurunannya sangat besar, mencapai 3, 33% menjadi 86.67.

Hal itu tercermin dari penurunan sejumah komoditas sayur, seperti cabai, yang menyumbang deflasi pada Maret.