Hutan mangrove pun berkemampuan menyerap karbon dioksida dari udara sehingga berperan dalam mengurangi dampak perubahan iklim global. Menurut Haris, masyarakat yang terdampak langsung proyek LNG Tangguh adalah suku-suku pesisir.

Sehari-hari mereka beraktivitas sebagai nelayan, seperti suku Sumuri, suku Sebiyar dan suku Irarutu. Aktivitas ekonomi mereka sangat terdampak karena kerusakan ekosistem mangrove.

Hal itu karena ekosistem mangrove menyediakan tempat bagi berkembang biaknya berbagai spesies ikan dan hewan laut lain. "Kini kondisinya tidak seperti dulu lagi, sudah sangat miris. Masyarakat suku-suku sangat kesulitan mencari nafkah dari aktivitas nelayan," ungkap Haris.

Dia menilai apa yang terjadi pada hutan mangrove di Teluk Bintuni merupakan pelanggaran terhadap UU Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan (P3H). Karena itu aparat hukum semestinya dapat bertindak tegas.