Setelah mendengar isu tersebut spekulan langsung menaikkan harga beras. Begitu pun seperti beredar isu bahwa pemerintah akan mengimpor beras.

Para pengepul akan langsung menekan harga gabah di tingkat petani. Padahal harga di tingkat konsumen tidak mengalami penurunan.

Perpadi Sumut juga mengungkapkan saat ini banyak penggilingan padi berskala menengah dan kecil yang bangkrut karena kalah bersaing dengan penggilingan besar.

Hal itu karena pengusaha penggilingan besar berani membeli Gabah Kering Panen (GKP) dengan harga di atas harga pasar. Penggilingan besar berani melakukan itu karena memiliki dryer dan mesin penggilingan yang efisien sehingga masih bisa mendapat keuntungan penjualan.

Namun harga pembelian gabah yang tinggi itu tidak dinikmati petani secara langsung karena ada pengepul yang menekan harga ke petani. Dengan kata lain, pengepul lah yang menikmati harga tinggj pembelian gabah.

Ridho mengatakan pihaknya pun melihat konsentrasi pasar penggilingan padi di Sumut memang semakin tinggi. Yang mana saat ini tercatat hanya ada 34 penggilingan padi besar yang beroperasi di Sumut sehingga berpotensi memengaruhi harga.

"Kami akan mengawasi, jangan sampai ada kesepakatan antar penggilingan padi besar untuk mengatur produksi dalam menentukan harga gabah dan beras," tegas Ridho.