Memaknai Fenomena Polusi Budaya

Kehilangan identitas budaya adalah panggilan peringatan bagi masyarakat agar tidak melupakan warisan leluhur. Ini adalah panggilan untuk menghormati dan menjaga nilai-nilai yang membentuknya sebagai individu dan sebagai kelompok.
Dalam menghadapi arus globalisasi yang kuat, menjaga "api keberagaman" budaya tetap menyala, menjadi tugas tak terelakkan. Sebab di dalam identitas budaya terdapat cerminan jati diri, akar kepribadian dan jejak perjalanan panjang suatu komunitas melintasi waktu.
Implikasi lain yang terlihat nyata dari adanya polusi budaya adalah perubahan nilai dan norma. Bukan hanya menjadi refleksi dinamika masyarakat yang terus bergerak maju, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang arah yang diambil perubahan tersebut.
Saat nilai-nilai dan norma-norma tradisional berbaur dengan arus globalisasi dan budaya pop, pergeseran dalam paradigma sosial dan moral pun menjadi nyata.
Di tengah arus informasi yang mengalir bebas, generasi muda mungkin merasa lebih tertarik mengadopsi gaya hidup dan pandangan dunia yang dianggap modern dan lebih "in".
Konsep sukses, misalnya, mungkin lebih terfokus pada pencapaian material atau popularitas. Dari pada nilai-nilai seperti kejujuran, kerja sama, saling menghormati dan toleransi, atau pengabdian pada komunitas.
Di tengah kompleksitas perubahan ini juga ada ruang untuk menciptakan sintesis. Yakni antara nilai-nilai tradisional dengan perubahan yang sedang berlangsung.
Masyarakat dapat memilih untuk mengambil yang terbaik dari kedua dunia. Memelihara nilai-nilai yang mendasari keharmonisan dan keadilan, sambil membuka diri terhadap gagasan dan perspektif baru.
Perubahan nilai dan norma adalah panggilan bagi refleksi kolektif. Ini adalah kesempatan untuk mengevaluasi apa yang benar-benar berharga bagi masyarakat.
Bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diartikulasikan dalam dunia yang terus berubah. Apakah suatu nilai dianggap utama karena keberlanjutan, rasa sosial, atau kemajuan teknologi. Itu adalah pertanyaan yang harus dijawab secara kolektif.
Penting untuk memahami bahwa perubahan nilai dan norma adalah fenomena alami dalam evolusi masyarakat. Pergeseran ini, selain dapat menimbulkan tantangan dan ketidakpastian, juga menciptakan peluang untuk inovasi, pembaruan dan pertumbuhan.
Dalam menghadapi perubahan tersebut menjadi penting bagi kita, sebagai bangsa, untuk merefleksikan kemerdekaan yang telah 78 tahun diraih.
Usia kemerdekaan ini tidak lagi muda sehingga fenomena polusi udara menjadi renungan dan evaluasi bersama bagi kita. Bahwa tantangan nyata adalah pada persoalan adab sebagai sebuah bangsa merdeka.
Penulis : Dr. Rasminto, Direktur Eksekutif Human Studies Institute & Akademisi UNISMA
Komentar