Perlakuan itu juga diakui jurnalis lain yang mengalaminya, yakni Danil Siregar dari Tribun Medan. "Kita juga kaget sampai dilarang. Padahal ini kan kantor publik. Bukan lokasi privat yang membutuhkan izin," kata Danil.

Para jurnalis kemudian kembali menanyai EA Lubis alasan mereka tidak diperbolehkan masuk, tetapi EA Lubis melontarkan alasan yang berbeda. Kali ini dia mengatakan, yakni karena pintu masuk yang hendak dilalui para wartawan adalah akses untuk pejabat.

Padahal, aula Raja Inal Siregar hanya memiliki satu pintu untuk keluar masuk ruangan. AJI Medan mencatat, pelarangan peliputan ini menimpa lebih dari 10 orang jurnalis, baik dari media online, televisi maupun cetak.