Inovasi Pemuda
Berawal dari Keprihatinan, Sahidi dkk Ciptakan Bahan Pewarna dari Sampah Pasar

"Setiap harinya, Kota Mataram menghasilkan 1.432 meter kubik sampah, dengan 65% adalah sampah organik," ungkap Sahidi.
Sampah organik, terutama dari sayur dan buah, menurut dia, memiliki senyawa kimia yang bisa dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Dari 128 kilogram sampah organik, mereka dapat membuat bahan pewarna untuk 65 totebag.
Selain bahan pewarnanya yang alami, Kalimbo juga memiliki keunikan yang lain. Yakni penggunaan kerajinan khas Lombok berupa rumput ketak sebagai aksesoris untuk meningkatkan estetika dari tampilan tas.
"Kalimbo ini kan akronim dari ketak dan limbah organik, jadi selain menggunakan pewarna alami, kami juga ingin menonjolkan unsur kedaerahan Lombok di situ," kata Sahidi.
Mereka yakin semakin banyak peminat tas Kalimbo, akan semakin banyak pula sampah organik yang dapat mereka dikurangi. Tim Kalimbo pun masih melanjutkan riset mereka terhadap jenis sampah organik lain yang juga dapat menghasilkan ekstrak warna.
Komentar