"Perkebunan sawit di Serdang Bedagai ini hebat. Ada keterlibatan pemerintah pusat, daerah dan berbagai stakeholder lain. Perusahaan-perusahaan juga terlibat langsung melalukan replanting (peremajaan) sawit," ujarnya.

Dia menegaskan, sawit adalah komoditas andalan sehingga sinergi antara perusahaan perkebunan dengan pekebun sangat diperlukan. Kemitraan antara perusahaan perkebunan besar dengan perkebunan rakyat menjadi salah satu kunci dalam mengoptimalkan produksi dan produktivitas tanaman kelapa sawit.

"Bapak Presiden Jokowi betul-betul meminta memperhatikan hari ini lebih baik, ke depanya pun lebih baik. Semua pihak terlibat dengan menyiapkan bibit, penumbangan pohon sawit dan melakukan penanaman sela," katanya.

SYL pun menekankan peremajakan kebun kelapa sawit rakyat jangan hanya dipandang sebagai cara memperbaiki tanaman kelapa sawit yang sudah tua atau tidak produktif. Namun juga harus dapat menciptakan inovasi, optimalisasi sumber daya lahan serta pemberdayaan bagi petani, salah satunya penumpangsarian kelapa sawit dengan tanaman sela, seperti jagung, kacang atau tumbuhan hortikultura lain.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah menjelaskan, Perkebunan Partisipatif (Pasti) merupakan upaya kolaboratif yang dikembangkan Direktorat Jenderal Perkebunan. Tujuanya untuk mendorong ekosistem perkebunan, khususnya kelapa sawit, dalam kerangka kemitraan antara perusahaan besar dengan perkebunan rakyat.

"Kementerian Pertanian, pemerintah daerah dan stakeholder lain harus mampu memanfaatkan seluruh potensi yang dapat dimanfaatkan, seperti program Pasti, Kesatria dan Titan," katanya.

Bupati Serdangbedagai Darma Wijaya Harahap sangat mengapresiasi kunjungan kerja SYL dan meyakini ini sebagai bentuk komitmen pemerintah pusat dalam mengembangkan perkebunan kelapa sawit nasional. Menurut dia, peremajaan sawit yang dilaksanakan sejak 2017, termasuk di daerahnya, memang perlu dikembangkan dengan ketiga terobosan tersebut.